Jumat, 19 November 2010

Dan Hujanpun Berlalu

oleh Semburat Jingga

Hujan memadu rintiknya,membentuk balada khas yang kerap menghias sebidang kebun mungil belakang rumah.
Aromanya dekat,jauh dari asing.Ia luruh dalam sunyi pendengaran,serupa satelit VSAT penangkap sinyal.Tak ada jeda perekaman..

Larut semua,bisu.

Ia melangutkan dagunya di bingkai jendela,pipinya mulai sembab.Dongeng tentang sebuah kebahagiaan tak berperi telah mengangkat fikirnya sejenak,melayang bersama rinai sang hujan.

Jarinya mengetuk2 teralis,menambah suara triangle dalam orkestra kebun mungil.Mulutnya bersenandung.Lepas,jauh,sendu..


Ia sembunyikan anak2 rambut yang jatuh menutup matanya,ia urai d belakang telinga.Rambutnya punya tiga warna.Hitam,putih,dan merah kecoklatan.Sungguh bukan muda yg tampak pada wajahnya,balur2 keriput merampas cantiknya masa remaja..

Sejenak hening.Ia menutup mata,mencoba menikmati simfoni kebun mungilnya.Namun hidungnya tak lagi menghempas.Bibirnya pucat.Ia menggenggam potret hitam putih di tangannya yg mulai kaku.Sebentuk senyum terukir jelas d bibir potret itu.Figur lelaki yang telah ditolaknya mentah-mentah 52 tahun lalu..

Ia terduduk kaku di kursinya,pada malam saat hujan menghadiahinya sebuah balada syahdu..

Adakah kini kau rasa dingin,Nek??

[Jingga]

Copas dr catatan2 KABAR MUSLIMAH on Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,,

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template