Rabu, 29 Desember 2010

Bukalah Jendelamu Bukalah Hatimu

Dear Sahabat PI, semoga hari ini hati kita segar karena telah membuka jendela-jendela dalam hati kita. Pada hari ini, admin akan berbagi kisah hasil dari menghadiri undangan Launching Film “Rumah Tanpa Jendela” atau RTJ dimana PI menjadi salah satu pihak yang diundang disamping para penggiat perfilm-an dan tokoh-tokoh lain.

Film ini dikembangkan dari cerita pendek karangan Asma Nadia berjudul “Rumah Rara”. Bersama Asma Nadia, hadir pula Sutradara film ini Adiyta Gumay, Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak, Kak Seto, Tokoh Wanita Marta Tilaar dan sejumlah artis cilik dan dewasa lain serta public figure lain.

Launching fillm RTJ diadakan di Cinema Hall Pusat Perfilman Usmar Ismail Jl Rasuna Said Jakarta Selatan Kamis, 2 Desember 2010. Film RTJ sendiri akan tayang di Bioskop bulan Feruari 2011. Sebuah penghormatan PI bisa diundang. Menurut panitia acara, PI diundang karena karena, melihat adanya kesamaan misi dari film ini dengan visi grup PI.

Mari kita dukung Film Indonesia yang berkualitas dan mencerdaskan anak Bangsa. Kita optimis perfilman Indonesia mampu membawa nilai-nilai kebaikan di masyarakat dan kita berharap film-film tidak membawa misi membangun karakter bangsa tidak mendapat dukungan dari masyarakat.

Penasaran cerita film-nya, simak ringkasan kisahnya berikut ini.

***
Bukalah Jendelamu Bukalah Hatimu
Oleh : Tatiek Kancaniati

Bukan hanya rumah saja yang perlu jendela
Tapi hati kita juga butuh jendela
Lihatlah diskitarmu
yang masih memerlukan cinta & tempat membuka rasa
Bukalah jendelamu
Bukalah hatimu

Inilah sedikit lirik lagu dalam Fim Rumah Tanpa Jendela yang menyiratkan kita bahwa kita perlu mengasah hati kita agar senantiasa membuka dan bisa merasakan bahwa di luar sana masih banyak yang membutuhkan uluran tangan kita..

Dalam film ini mengisahkan tentang Rara (seorang anak jalanan) yang sehari-harinya mengamen di jalanan dan menjadi ojek payung, Rumahnya yang sangat kumuh di lingkungan pembuangan sampah. Rara sangat bermimpi sekali rumahnya yang terbuat dari dus dan triplek seadanya bisa memiliki jendela agar udara dalam rumahnya tidak sumpek. Sehari hari Rara dan teman-temannya bersekolah di rumah singgah, mereka belajar dengan mengunakan fasilitas ala kadarnya.

Singkat cerita ketika Rara “mengojek” payung ia berkenalan dengan Aldo (penyandang autis) yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Karena kecelakaan kecil yang mengakibatkan kepala Rara terserempet mobil Aldo akhirnya persaudaraan mereka menjadi sangat baik. Aldo dan kakaknya, Adam serta neneknya, menyumbang banyak buku untuk tambahan bacaan di Sekolah Rumah Singgah Rara.

Selama film ini berlangsung, sang sutradara sangat me'ngodok' hati para penonton dengan cerita yang mengharukan, dimulai dengan musibah rumah Rara yang terbakar, Ayah Rara yang meninggal, sampai Aldo yang melarikan diri dari rumahnya karena kakaknya Andini selalu merasa malu dihadapan teman-temannya memiliki adik yang "aneh" (autis). Dengan melarikan dirinya Aldo akhirnya keluarga besarnya merasa kehilangan dan menyadari bahwa anak yang 'aneh' ketika tidak ada ditengah-tengah keluarga , mereka merasa kesepian dan merasa bersalah telah menyakiti perasaan Aldo .

Akhir cerita. Rara bersama neneknya tingal di vila milik ayah Aldo dan Aldo pun bahagia kembali kekeluarganya dan kakaknya pun sudah merasakan adiknya adalah anugrah dalam keluarga walau ia adalah anak yang tidak normal.

Shared By Pohon Inspirasi Pages on Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,,

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template