Jumat, 07 Januari 2011

Mengapa Terjadi Padaku

Mengapa Terjadi Padaku
Oleh : Yanti Faiza dan Achmad Siddik Thoha

" Aku ingin seperti Kak Naja dech! " celetuk Kia lugas.

" Maksudnya? "
" Iya! Kak Naja kan baik, kalem dan yang paling penting kakak itu putih dan cantik. " jawab Kia ringan.

Terus terang jawaban Kia itu membuat hidungku kembang kempis ke GR-an, tak ayal seulas senyum tipis terlukis di wajahku.

" Wooo, GR dech! " teriak Kia melihat senyumanku seraya melemparkan bantal ke arahku.

" Tapi, serius dech kak! Kenapa ya, aku nggak secantik Kakak. Kulitku juga nggak putih kayak Kakak. Apalagi jerawatku ini, kalau sehari aja nggak mampir di wajahku, itu pasti suatu keajaiban. ih sebel! "

Aku tersenyum mendengar kata-kata Kia, lalu kutatap matanya lurus-lurus.

" Kia nggak harus seperti Kakak lagi! Memang sih kamu nggak seputih dan sekalem Kakak. Tapi kamu itu ceria banget dan selalu tersenyum. Ditambah warna kulitmu yang agak gelap, kamu kelihatan sangat manis kok. Coba kamu lihat keluarga kita, teman-teman dan orang-orang yang kenal sama kamu. Mereka pada betah tuh didekat kamu, karena kalau ada kamu pasti suasana jadi ramai. Kalau soal jerawatmu, Kakak nggak ngerti juga ya, mungkin tuh jerawat juga suka kali sama kamu dan nggak mau pisah dengan wajahmu yang sangat manis itu. hehe.”

”Kamu itu nggak kenapa-kenapa kok, yang membuatmu merasa seperti ada apa-apanya, karena kamu selalu bertanya, Mengapa aku yang seperti ini? "

" Gitu ya, Kak. kok bisa? "

" Ya bisa! Semakin kamu bertanya, Mengapa ini terjadi padaku, dunia akan semakin menunjukkan ketidakadilannya. Coba dech kamu belajar melihat semua dari berbagai sisi, agar hidup bisa selalu disyukuri. "

" Okay, Kak! Tapi, sekali-kali boleh kan bertanya, Mengapa ini terjadi padaku? "
" Boleh, kenapa tidak! hehe.. "

***

Sahabat, saat sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada kita, mungkin kita mengatakan; mengapa ini terjadi padaku? Ketika kegagalan menimpa kita, kita sering mengungkapkan; mengapa kegagalan ini menimpaku? Saat sakit terasa berkepanjangan, kita barangkali berpikir; mengapa aku yang menderita?

Namun, Sahabat, kita barangkali hampir tidak ingat, saat meraih sukses, menggapai karir yang diimpikan, menduduki jabatan penting, sembuh dari penyakit kronis bahkan selamat dari kecelakaan maut dan sesuatu yang menyenangkan lainnya, hampir-hampir takkan pernah merenungkan bahwa mengapa semua itu terjadi pada kita? Mengapa kita yang sukses, bukan dia atau mereka? ”

Ada jutaan orang berlatih sepakbola di dunia ini, tapi hanya ratusan ribu yang layak bermain di kompetisi klub. Dari ratusan ribu itu, hanya ribuan yang bisa memperkuat tim nasional (timnas) negaranya. Dari ribuan pemain timnas sepakbola, hanya ratusan yang bisa bermain di Piala Dunia dan hanya puluhan yang berhak main di Grand Final.

Sahabat, dengan usaha yang sama, waktu yang sama, lingkungan yang relatif sama, DIA telah memilih orang sesuai kehendak-Nya untuk menjalani ujian berupa kesenangan dan kesulitan. DIA akan memberi kebaikan dari setiap ujian, baik itu ujian kesenangan maupun kesulitan.

Kita telah memiliki takdir masing-masing sesuai pilihan-Nya. Maka, sebaiknya kita tidak perlu memikirkan terlalu dalam ”mengapa ini terjadi pada saya” tapi merenunglah
”Apakah saya bisa meraih kebaikan dengan ujian yang diberikan oleh-Nya?.”
”Apakah saya sanggup memikul ujian kesenangan seperti mereka?”
”Apakah saya sanggup bertahan saat kesulitan mendera?”

Sahabat, dunia akan terasa indah dengan mensyukuri apapun yang terjadi pada kita. Dunia akan terasa nyaman kita jalani dengan selalu berprasangka baik pada-Nya. Yang Maha Kasih dan Maha Sayang tak mungkin berbuat tak adil pada hamba-Nya yang senantiasa bersyukur.

Shared By Pohon Inspirasi Pages on Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,,

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template