Selasa, 04 Januari 2011

Pohon-Pohon yang Menyembuhkan

Aku masih terbaring sendiri di sini, hanya ditemani angin yang bisu. Hanya ditunggu oleh sepasang rak kayu. Memang, alas tidurku adalah sebuah ranjang yang teramat nyaman. Aku tak tahan tenggelam dalam kesendirian. Tapi, aroma obat yang pekat membuatku tak bisa bersabar. Selembar tirai polos membatasiku dengan dunia luar.

Mendadak, seorang perawat masuk, membuatku tersentak. Ah, Suster Azma, satu-satunya orang yang sudah tiga kali masuk ke kamarku hingga sore ini.

“Apa kabar?” tanyanya. Hanya kujawab dengan sebuah senyum tanpa arti. Ia menghela napas lelah. Dibukanya tirai ruang inapku yang mulai tadi tidak tersentuh sama sekali itu. “Mungkin kamu perlu jalan-jalan sebentar, Najwa. Kalau diam di ruang ini terus, mana bisa lekas sembuh.”

“Sudahlah, kurasa aku tidak akan pernah sembuh. Mungkin aku akan menjadi pasien tetap di sini dan menjadikan ruang rawat ini menjadi rumah pribadi.”

Azma malah tertawa mendengar kalimatku. “Siapa bilang?” tanyanya. “Baiklah, aku akan memperkenalkanmu dengan doktermu yang sesungguhnya.”

Maka, sore itu pun Azma mengajakku berjalan-jalan keliling rumah sakit. Para penjenguk berlalu-lalang. Aku telah dibawa kabur oleh seseorang. Menghilang ke dunia yang selama ini kurindukan. Menekuri taman-taman yang begitu mendamaikan. Memperhatikan bunga-bunga dari Pohon Trembesi dan Flamboyan yang tengah bermekaran. Ternyata pohon-pohon itulah yang dimaksud Azma sebagai dokterku.

Esok harinya, aku mulai membiasakan diri membuka tirai jendelaku yang selama ini selalu menghalangi pandanganku dari taman di luar. Kubuka jendela ruang rawat inap itu untuk bisa kembali menghirup udara segar. Dan aku bersyukur karena beberapa hari setelah sore itu, aku sudah bisa keluar dari rumah sakit dengan kondisi kesehatan yang sangat baik.

***

Menurut sebuah artikel yang dimuat di situs zapworld.com, pasien di rumah sakit yang memiliki pemandangan pohon akan lebih cepat sembuh, menggunakan obat nyeri lebih sedikit, dan meninggalkan rumah sakit lebih cepat dibandingkan pasien dengan pemandangan dinding bata. Pasien dengan pemandangan pohon menghabiskan hari 8 persen lebih sedikit di rumah sakit.

Sahabat, pohon dan tumbuhan adalah media penyembuh yang sangat alami. Ada penelitian yang telah membuktikannya. Memperhatikan alam membuat kita merasa tenang, nyaman, dan damai. Perasaan itu akan langsung diolah dalam diri kita, sehingga rohani kita bisa berangsur ‘sembuh’. Jika jiwa kita sudah merasa senang dan tidak ada beban, maka penyakit kita pun akan mudah disembuhkan.

Sahabat, pohon telah memberi pelajaran kepada kita tentang bagaimana menjadi sosok penyembuh. Dengan sosoknya yang kokoh, rindang dan indah ia bisa menjadi penyejuk dan peneduh bagi sekelilingnya. Saat melihat pohon dengan tajuknya yang rindang, bunganya yang indah dan bentuk tubuhnya yang menarik, perasaan kita akan merasa sejuk dan hati terasa teduh.

Orang dengan karakter yang menyejukkan akan mampu mendinginkan emosi yang sedang memanas. Manusia dengan sifat peneduh akan mempu memberi energi empati pada sahabatnya sehingga ia menjadi tempat yang nyaman untuk menumpahkan perasaan dan mencari solusi. Sosok penyejuk dan peneduh inilah yang akan menyembuhkan penyakit-penyakit jiwa yang berdampak pada kesehatan fisik.

Sahabat, sungguh beruntung bila kita memiliki sahabat yang berkarakter penyejuk dan peneduh, seperti pohon yang ”menyembuhkan”

Shared By Pohon Inspirasi on Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,,

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template